Jangan Hanya Salahkan Diva (2)

Suara sarkastik suporter Persijap masih saja membahana. Keinginan  suporter untuk memecat pelatih berkebangsaan Portugal menjadi opsi utama  para Persijaplovers untuk meningkatkan performa Persijap  selain opsi untuk memberi Diva kesempatan di dua laga away untuk  mendongkrak grafik permainan Evaldo cs. Hal ini ditengarai faktor  labilitas emosional para suporter yang hanya melihat permasalahan  Persijap dari satu sisi, yakni faktor pelatih. Sedangkan ternyata ada  banyak hal lain yang mempunyai porsi lebih terkait hal ini.


Beberapa  hari yang lalu, saya sendiri termasuk suporter yang  mendengung-dengungkan suara untuk mendeportasi pelatih asal Portugal  itu. Namun sejak tadi pagi hingga malam ini, saya tidak bisa berfikir  tenang terkait masa depan Diva Alves di Persijap. Saya justru ingin  memberi Diva kepercayaan di dua laga lawatan ke Malang.

Kenapa  saya justru berbalik arah? Karena hipotesis saya memberikan konklusi  yang juga mengarah pada kondisi internal manajer, tim pelatih, komposisi  pemain, dan suporter Persijap.

Pertama; Di  internal manajemen Persijap. Kita semua tahu dan paham betul bagaimana  sistem perekrutan di Persijap. Dimana manajemen memegang porsi nyaris  100% untuk menentukan keputusan untuk mengontrak atau tidaknya seorang  pelatih dan pemain. Keputusan mengotrak Diva Alves sebagai arsitek  Persijap musim ini mungkin bisa dimaklumi suporter karena faktor  efisiensi dana, tapi untuk perekrutan pemain, semua suporter nyaris  tidak percaya bahwa pemain macam Javier Peres direkrut dan menafikan  beberapa pemain seleksi yang tampil mengesankan publik bola Jepara.  Idealnya manajemen transaparan dan terbuka dalam kausal perekrutan  pemain, karena selama ini suporter nyaris hanya menjadi kelompok yang  tak dianggap. Suara kita tidak digubris meski kita rela berpanas dan  berhujan ria, berdesak-desakan,  keluar duit untuk membeli tiker,  menyumbang dana, berteriak aktif, dan pelbagai pengorbanan lainnya.  Tentu saja tim Persijap berharap banyak pada kita, namun dari sisi  Persijap lainnya, kita nyaris tidak dilibatkan. Dengan kata lain, suara  kita diabaikan.

Kedua; Di tim pelatih Persijap.  Seorang pelatih tentu saja mempunyai formasi favorit. Pun begitu dalam  sosok Diva yang mengagungkan skema 4-2-3-1 itu. Sebenarnya tidak ada  yang salah dalam formasi ini, namun di Indonesia skema ini kurang begitu  baku. Begitu pula di Persijap yang terbiasa dengan 3 bek di lini  belakang. Keberadaan Anjar JW sebagai asiten pelatih idealnya memberi  sedikit gambaran tentang profil dan spesialisasi posisi beberapa pemain  Persijap yang masih dipertahankan. Kemudian bagaimana perkiraan calon  lawan Persijap, harusnya Anjar sedikit banyak bisa memberi deskripsi itu  pada Diva.

Ketiga; Posisi Catur Rintang di  sektor bek sayap kanan menggantikan Nurul Huda tentu saja belum mumpuni,  karena di dua musim kemarin kekuatan utama serangan Persijap justru ada  di wilayah ini. Penempatan Riski Novriansyah menjadi gelandang serang cukup  menjadi kendala, karena di klub asalnya; Sakti Magelang, dia menjadi  targetman yang selalu menerima umpan-umpan ciamik Ferdinand yang kini  berkostum Persiwa Wamena. Idealnya Riski menjadi tandem di lini depan  dengan memakai 3 ujung tombak bersama Gendut Doni dan Guti Riberio  layaknya trisula Barcelona.

Khusus untuk Guti. Saya secara  pribadi mengapresiasi skill-nya, hanya saja tidak banyak yang tahu  bahwa dia adalah pemain bertalenta. Hal itu dikarenakan kita masih  terbayang sosok Pablo Frances yang mempunyai fighting spirit tinggi.  Guti jelas berbeda dengan Pablo yang sudah akrab dengan karakter  sepakbola Indonesia. Guti adalah pemain tim nasional Portugal untuk  sepakbola pantai. Pemain timnas bukanlah pemain sembarangan, kita tahu  itu. Gaya permainannya menunjukkan bahwa dia bukanlah sosok pemain yang  mencari bola dan membawanya sendiri seperti Pablo Frances. Ia adalah  tipikal pemain yang mempunyai respon tinggi dalam menjaringkan bola.  Guti unggul dalam responsif layaknya targetman di sepakbola Eropa, ia  belum terbiasa dengan kultur Indonesia. Jadi saatnya kita bersabar dan  natikan penampilan terbaik Guti di lini depan Persijap.

Di  situs pribadinya, Guti merasa aneh dengan pemain-pemain lokal  Indonesia, dia menyatakan bahwa pemain Indonesai bermain sangat cepat  dan mempunyai bodi balance yang kuat, tapi secara teknik pemain  Indonesai sangat minim. Inilah yang membuat Guti belum menemukan  performa terbaiknya di awal kompetisi bersama Persijap. Faktor cedera  yang melanda Persijap pun menjadi salah satu hal yang determinan dalam  performa tim di dua laga kemarin. Absennya Nurul Huda di sektor sayap  dan Danang Wihatmoko di sektor penjaga gawang jelas sebuah refleksi yang  menjadi salah satu kausal hal itu. Di dua musim lalu, kekuatan Persijap  terkenal di kedua pos ini, yakni kedigdayaan Persijap adalah saat  dimana Danang Wihatmoko dan Nurul Huda dalam kondisi fit, dan hal itu  sangat signifikan.

Keempat; Keberadaan kita  sebagai suporter idealnya tidak hanya datang dan duduk menyaksikan  Evaldo cs berlaga. Tidak hanya mendukung dalam dana, tapi juga mendukung  dalam bersuara. Jetman dan Banaspati memang tidak pernah diam, tapi itu  hanya beberapa puluh orang saja, yang jika dikalkulasi dan dikomparasi,  jumlah yang bersuara tidak sebanding dengan suporter yang diam.  Rasionalisasinya, jumlah di Banaspati dan Jetman yang aktif bersuara  tidak seimbang dengan jumlah suportet yang ada di belakang gawang  Persijap, yang mayoritas semua itu hanya duduk dan minum air mineral  saja.

Perolehan Persijap di dua laga awal adalah torehan  yang memalukan, tapi bukan berarti Diva adalah pihak yang paling pantas  untuk disalahkan. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita untuk  menunjukkan supportifitas seorang suporter sejati. Banaspati dan Jetman,  saatnya kalian berkembang. Tidak untuk menjadi liar, tapi untuk semakin  melebar. Bravo Suporter Persijap Jepara!!!!

 * Yanuar Aris Budiarto (YAB) pemain keduabelas Persijap.
Share on Google Plus

About bagoes

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar