Pertaruhan Persijap!

MUSIM ketiga Persijap Jepara mengikuti kompetisi Djarum Indonesia Super League (ISL) pada tahun ini memiliki warna tersendiri. Warna itu di antaranya bisa dicatat dari manajerial tim dipegang orang baru.

Sejumlah pemain domestik dan ekspatriat yang sudah menjadi ikon Laskar Kalinyamat dalam tiga sampai lima musim terakhir dilepas. Menghadirkan pelatih asal Portugal Divaldo Alves ke Gelora Bumi Kartini adalah sejarah baru, sebagai pelatih ekspatriat pertama sejak klub ini berdiri 1954.

Di mata fans, bukan optimisme atau pesmisme yang diperbincangkan terkait nasib dan masa depan Tim Kota Ukir. Rasa penasaran memenuhi hampir semua perbincangan para tokoh suporter. ’

’Kami tidak bisa menemukan kalimat yang tepat untuk menilai persiapan tim ini. Kami tidak bisa mengukur karena laga uji coba dengan tim-tim lokal. Kami hanya ingin melihat, seperti apa Persijap ketika menghadapi PSM Makassar,’’ kata Ketua Umum Brisan Suporter Persijap Sejati (Banaspati) Ali Anggoro, kemarin.

Laskar kalinyamat akan menjamu PSM dalam laga perdana Minggu besok di Gelora Bumi Kartini.

Persijap mengikuti ISL pada awal mula kompetisi itu digelar musim 2008/2009. Pada musim pertama, dari 18 tim peserta, Persijap yang bermodalkan Rp 11 miliar menutup persaingan di peringkat 10. Pada saat yang sama, prestasi mentereng disandang, dengan menembus babak semifinal Piala Indonesia. Musim pertama itu Persijap ditangani pelatih baru, Junaidi (kini melatih Persiba Balikpapan).

Datang dengan pengalaman hanya sebagai asisten pelatih, Junaidi sempat diragukan. Dia mewarisi sejumlah personel kunci musim sebelumnya, seperti Evaldo, Phaitoon Thiabma, dan Amarildo Souza yang mutunya terjamin di tim. Selain itu juga nama-nama seperti Isdiantono, Nurul Huda dan Donny Siregar. Junaidi cukup memberi sentuhan-sentuhan di beberapa posisi, di antaranya merekrut penyerang asal Argentina, Pablo Frances.

Pada musim kedua ISL dengan anggaran Rp 12 miliar, Junaidi membawa perbaikan prestasi, dengan menghuni peringkat sembilan klasemen akhir, tetap harus tersingkir di babak 16 besar Piala Indonesia.

Di bawah Manajer Edy Sujatmiko, Persijap yang sempat kalang kabut di tengah musim akibat krisis finansial, akhirnya menuntaskan kompetisi dengan baik.

Separo wajah baru
Musim ini, tim dikendalikan General Manager Anwar Haryono, orang baru yang awalnya menjadi ketua Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cabang Jepara.

Evaldo di awal musim menyatakan menemukan kenyamanan dan terikat secara emosional dengan fans.

’’Setia kepada tim juga bagian dari profesionalisme pemain, karena semuanya pilihan,’’ kata pemain asal Brasil yang memperkuat Persijap sejak 2004.

Evaldo saat ini adalah pemain paling lama di Persijap, dan sejak 2008 menjadi kapten tim. Saat bertanding, dia lah yang memimpin koordinasi. Musim ini ia adalah kandidat kuat kapten tim, tetapi harus bekerja sama dengan personel-personel baru, termasuk pelatih Divaldo Alves.

Tiga ekspatriat yang kini bergabung justru sosok debutan di kompetisi sepak bola Indonesia. Mereka adalah Gustavo ’’Guti’’ Ribeiro (Portugal), Francisco Javier Perez (Spanyol), dan Yuun Sung-min (Korsel).

Pada kompetisi ISL, hanya sedikit pelatih dan pemain asal Eropa, sehingga pilihan Persijap terhadap mereka tidak hanya penyegaran, tetapi juga sebuah pertaruhan. Adaptasi mereka akan sangat menentukan, mulai dari lapangan, psikologi penonton, kabijakan manajemen, kinerja wasit, sampai pada gaya dan aroma permainan.

“Secepatnya saya harus beradaptasi dengan kultur Jepara, termasuk juga makanan. Semuanya akan baik-baik karena ini bagian dari pekerjaan,” kata Francisco yang pernah memperkuat Kitchee FC Hongkong, namun lebih banyak bermain di Eropa. (Muhammadun Sanomae-21)
Share on Google Plus

About bagoes

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar