Persiba Reuni di Jepara

JEPARA, tribunkaltim.co.id - Reuni Jepara. Inilah yang dirasakan empat punggawa Persiba Balikpapan, pelatih Juanedi dan tiga skuatnya Markus Bahtiar, Donny Fernando Siregar dan Eki Nurhakim saat melakoni tur ke Jepara, Senin (27/9) siang.
Bagi mereka, tur ke "kota ukir" ini membuka kembali kenangan saat keempatnya membela Persijap Jepara.Usai memetik satu poin dari Persibo Bojonegoro, Minggu (26/9) di Stadion Brawijaya, Kediri, skuat Beruang Madu melanjutkan turnya ke Jepara. Tim yang akan ditantang skuat kebanggaan masyarakat Balikpapan ini adalah Persijap Jepara.

Senin (27/9) pukul 13.00 waktu setempat, Mijo Dadic dkk memulai perjalanan dari Kediri menuju Surabaya. Melalui penerbangan udara, rombongan menuju Semarang. Perjalanan dilanjutkan melalui perjalanan darat dari Semarang menuju Jepara.Kepada Tribun yang mengikuti tur Persiba ke Kediri dan Jepara ini, Bang Jun --sapaan akrab Junaedi--, Bahtiar, Donny dan Eki menceritakan pengalamannya selama berkarir di kota Jepara.
Bagi Bang Jun Persijap adalah tim kecil yang membesarkan namanya. Sebab, di tim berjuluk Laskar Kalinyamat inilah Bang Jun memulai karir kepelatihannya sebagai pelatih kepala. "Jelas kalau bicara Jepara bagi saya banyak kenangan. Yang pasti tim Persijap adalah tim pertama saya melatih sebagai pelatih kepala di ISL (Indonesia Super League)," kata Bang Jun.
Di tim ini juga ia menyimpan suka duka, terutama dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki tim yang bermarkas di Stadion Bumi Kartini tersebut. "Suka duka, Persijap tim yang anggarannya terbatas. Jadi ya bagaimana saya melatih tim yang sedikit uang ini untuk tidak terdegradasi," tambahnya. Beruntung, Bang Jun terbilang sukses mempertahankan Persijap di level tertinggi sepakbola nasional.Bang Jun sendiri memulai karirnya di Persijap mulai tahun 2008/2009 hingga 2009/2010. Selama di Jepara, ia mengaku bersahabat dengan siapapun, mulai Pengurus Persijap, suporter, hingga masyarakat.
"Semua seperti saudara. Pengurus baik sama saya. Dan semua orang di sana baik sama saya," akunya.Tiga punggawa Persiba juga demikian. Bahtiar, Eki dan Donny menyimpan sejumlah kesan di kota kelahiran RA  Kartini tersebut, khususnya bagi tim Persijap. "Jepara itu tempat lahir saya. Semua keluarga saya di Jepara, orang tua, saudara-saudara, istri dan anak saya.
Tur ini jadi momen pulang kampung buat saya," kata Bahtiar. Bicara Persijap, seperti menjadi rumah keduanya. Sebab, pemain berusia 25 tahun ini sudah memperkuat junior Persijap sejak 2002 sampai 2006. Tahun 2007 Bahtiar masuk tim senior. Namun tahu 2008 ia berlabuh ke Persija Jakarta da kembali lagi ke Persijap di tahun 2009. Donny Siregar juga demikian, merasa kembali bermain di Jepara. Tiga musim di Persijap membuat nama pemain asal Medan ini melambung hingga mendapat panggilan seleksi tim nasional. "Persijap jadi tim yang membesarkan nama saya sampai saya dipanggil seleksi timnas. Jujur, tidak pernah terbayangkan bagi saya bisa dipanggil seleksi timnas," kata Donny.
Sementara bagi Eki, meski hanya satu musim di Persijap (tahun 2009), namun ia merasa betah di Jepara karena masyarakatnya yang ramah. "Yang paling saya suka di sana (Jepara) adalah masyarakatnya ramah, termasuk suporter Persijap," akunya.
Pelatih Junaedi, dan tiga pemainnya, Bahtiar, Donny Siregar dan Eki Nurhakim siap menghadapi mantan timnya. Menghadapi mantan tim yang dibelanya, semuanya mengaku siap mengalahkan Persijap Jepara.Bagi Bang Jun, profesionalitas nomor satu. Ia menolak komentar jika ada yang menyebut bahwa ada kemungkinan dirinya menginstruksikan pemain agar bermain imbang melawan Persijap. "Tidak boleh itu (adanya pengaturan skor). Saya pelatih yang menjunjung profesionalitas. Meski saya dekat dengan pengurus-pengurus Persijap, tapi saya tegaskan tidak akan ada lobi-lobi untuk pengaturan skor," kata Bang Jun.
Ia menambahkan, menghadapi Persijap harus dijadikan momen kedua timnya untuk meraih poin di luar kandang. "Kita kembali memasang target poin, syukur kalau bisa tiga," katanya.Sementara bagi pemain, khususnya Bahtiar, menghadapi Persijap harus dijadikan momentum untuk membuktikan kualitasnya. "Pokoknya Persijap harus kalah. Saya ingin memperlihatkan kualitas saya kepada pengurus Persijap. Secara tidak langsung saya ingin menyampaikan pesan, bahwa mereka (Pengurus Persijap) telah salah melepas saya," kata Bahtiar.
Bahtiar pun tidak ragu bila ia mendapat cemoohan suporter tuan rumah. Baginya itu bagian dari sepakbola. "Ah itu biasa. Tahun 2008 lalu saat saya membela Persija dan kami main di Jepara suara-suara seperti itu (cemoohan suporter) pasti ada," ujarnya. Bagi Bahtiar, menghadapi tim kota kelahirannya ia bertekad membawa kemenangan buat Persiba. "Persijap harus kalah," pungkasnya
Share on Google Plus

About bagoes

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar